Genre adalah sebuah pokok bahasan yang membahas tentang pengelompokan jenis-jenis teks. Pada penerapan kurikulum saat ini perhatian akan genre atau yang dapat kita sebut ragam teks secara signifikan meningkat khususnya dalam analisa wacana (discourse analysis) baik untuk pengajaan bahasa pertama maupun bahasa asing, pada utamanya adalah dalam hal proses pengajaran bahasa Inggris untuk tujuan tertentu (English for specific purpose), dan dalam studi-studi komposisi di perguruan-perguruan tinggi Amerika, juga dalam pengajaran bahasa pertama dan asing di Australia, terlebih lagi dalam muatan kurikulum standar kompetensi dan standar isi bagi sekolah dasar dan menengah di negara Indonesia.
Ada beberapa pengertian tentang konsep genre. Banyak ahli yang menyodorkan beberapa konsep tentang hal tersebut. Salah satunya adalah Martin, menurut Martin (1997), ia menyabutkan bahwa genre merupakan aktifitas yang terarah, terpola, bertahap, dan berorientasi tujuan. Pandangan Martin ini berawal atau berakar dari pikiran-pikiran ahli bahasa Michael Halliday dan ahli antropologi Bronislaw Malinowski. Dalam pandangan ataupun pendapat kedua ahli ini, konteks situasi dan konteks budaya sangat penting jika kita hendak memaknai suatu teks. Contoh genre lewat kajian ini mencakup teks-teks berbentuk agenda, laporan penelitian, jurnal, percakapan keseharian, deskripsi, prosedur, dan eksposisi dan masih banyak lagi.
Dalam pandangan para ahli bahasa sistemik fungsional, bahasa utamanya dipandang sebagai suatu sumber untuk membuat makna ketimbang sebagai seperangkat aturan. Komponen terpenting dalam pandangan ini adalah bahwa setiap saat bahasa digunakan, tanpa peduli dalam situasi apa, pengguna bahasa kenyataanya sedang membuat pilihan terus-menerus. Perangkat pilihan simultan yang orang buat dalam menggunakan bahasa juga terkait dengan genre dan struktur teks.
Dalam pandangan Martin, berkenaan dengan mayoritas pakar analisa genre fungsional sistemik, hakikat genre sejalan dengan hakikat ‘konteks budaya’ dari Malinowski (1992), dan berurusan dengan struktur skematik, atau struktur wacana, dari suatu teks. Sebaliknya, konfigurasi konteks—atau register—sejalan dengan konteks situasi dari Malinowski (1993) dan berurusan dengan fitur-fitur bahasa dari suatu teks. Dengan demikian, genre merupakan kekhasan budaya, dan memiliki tujuan, tahapan serta fitur-fitur kebahasaan yang memiliki keterkaitan dengan tujuan, kekhasan-budaya, dan tahapan tadi, dimana makna-makna perlu diinterpretasikan dengan mengaitkannya pada konteks sosial dan budaya dimana konteks sosial dan budaya itu berada.
Mengapa kita menggunakan Genre?
Genre sangat penting bagi kita dalam menganalisa suatu teks. Kita memerlukan teori bahasa atau tata bahasa untuk membantu kita memahami bagaimana suatu teks bekerja, supaya kita dapat membantu pembelajar bahasa belajar bagaimana memahami dan menghasilkan teks baik lisan maupun tulis yang baik. Misalnya kita akan menggambarkan sebuah candi, maka kita harus memilih salah satu genre itu, supaya kita dapat membuat teks tersebut dengan baik. Dalam genre, bahasa dipandang sebagai sumber untuk membentuk arti atau makna. Tata bahasa diatur dengan sedemikian rupa supaya tidak terjadi rancu pada masing-masing teks.
No comments:
Post a Comment