Tulisan saya kali ini akan sedikit mengulas tentang hasil
kegiatan yang diselenggarakan BPTIKP (Balai Pengembangan Teknologi dan Informasi
Pendidikan) Jawa Tengah dan beberapa catatan tentang kegagalan saya pada ajang
lomba tahun ini. Acara ini adalah acara tahunan, ini adalah tahun ke-2 dalam
penyelenggaraannya, dimana antusias para guru pegiat IT di Jawa Tengah
meningkat dari tahun kemaren, khususnya pada Lomba Blog Pendidikan Dasar
(Dikdas).
Serangkaian kegiatan lomba ini dimulai pada tanggal 1-2 Oktober 2012, yang dimulai dari perlombaan website tingkat pendidikan dasar
(Dikdas), dilanjutkan tanggal 2-3 Oktober 2012 untuk MPI tingkat/jenjang
Sekolah Dasar (SD). Kemudian disusul oleh kegiatan perlombaan MPI untuk jenjang
SMP yang diselenggarakan pada 3-4 Oktober 2012 dan penyelenggaraan MPI untuk
jenjang SMA dan SMK dilaksanakan pada 4-5 Oktober 2012.
Sedangkan pada tanggal 8-9 Oktober 2012 akan dilaksanakan perlombaan blog guru untuk jenjang pendidikan dasar, dan untuk jenjang pendidikan menengah akan dilaksanakan 9-10 Oktober 2012. Dari serangkaian kegiatan tersebut munculah juara-juara pada masing-masing bidang untuk informasi data pemenang bisa didownload disini.
Sedangkan pada tanggal 8-9 Oktober 2012 akan dilaksanakan perlombaan blog guru untuk jenjang pendidikan dasar, dan untuk jenjang pendidikan menengah akan dilaksanakan 9-10 Oktober 2012. Dari serangkaian kegiatan tersebut munculah juara-juara pada masing-masing bidang untuk informasi data pemenang bisa didownload disini.
Pada postingan kali ini, saya sedikit memberikan catatan
pada penyelenggaraan lomba MPI yang dilaksanakan pada jenjang SMP,
kebetulan saya dipanggil panitia untuk mempresentasikan karya. Ada perasaan
ragu ketika saya akan berangkat ke BPTIKP, antara berangkat atau tidak. Hati
saya tidak mantab, ada sedikit perasaan yang mengganjal pada saat itu. Perasaan
ragu itu hilang ketika keinginan untuk mendapatkan ilmu dan bertemu dengan
teman-teman muncul seketika.
Waktu presentasi telah tiba, saat yang mendebarkan. Ternyata
kompetensi jika tidak diikuti dengan mental juara itu percuma. Terus terang
saya sangat beban, saya kehilangan mental juara. Saya datang ke BPTIKP dengan
status sebagai juara 1 LPMP, hal ini menjadikan saya untuk berusaha tampil
maksimal. Anehnya, ketika sampai didepan, saya tidak tahu dengan apa yang
terjadi pada diri saya. Ya Allah…apa yang terjadi dengan saya. Penampilan yang hampir
sempurna di LPMP tidak bisa saya lanjutkan di BPTIKP. Apakah ini yang dinamakan
demam panggung/grogi? Setelah hampir berhasil membuat apa yang telah
diperintahkan oleh juri, kejadian yang tidak saya harapkan terjadi. Saya tidak
menemukan folder Document tempat saya menyimpan data. Muncul ide untuk
mensiasati, tapi keburu juri telah menyatakan waktu telah habis. Pak Ratna
Widayat juga mengalami hal serupa, kejadian yang tidak beliau inginkan yang
disebabkan oleh computer panitia. Tapi saya tetap sportif, saya tidak akan menyalahkan
computer, saya hanya berprinsip bahwa setiap perlombaan pasti ada yang menang
dan yang kalah.
Padahal kalau saya bandingkan proses penjurian itu lebih
berat di LPMP. Mulai dari proses babak penyisian sampai final, dan lagi
ditambah audiensi (penonton di final) sangat banyak. Sekali lagi mental sangat
dibutuhkan untuk mendukung seseorang menjadi seorang juara dan ditambah lagi factor
kompetensi, strategi dan rejeki.
Pada lomba MPI jenjang SMP ini, jawara LPMP 2011 gagal untuk
mencapai 5 besar, kecuali Pak Fajar Prihattanto yang telah berhasil menjadi
juara 3. Untuk Pak Agus Dwianto sebagai juara 2 LPMP tidak bisa hadir karena
ada acara yang tidak bisa ditinggalkan.
Semoga catatan kecil ini dapat kita ambil hikmahnya dan jika
ada pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan tulisan saya ini, saya minta
maaf yang sebesar-besarnya. Semoga kita bisa belajar dari pengalaman ini. Salam Sukses untuk guru-guru Jawa Tengah.
No comments:
Post a Comment